Solo (Espos) — Buku diary identik dengan sesuatu yang sangat pribadi dan penting. Meski penggunaan gawai bisa mempermudah semua aktivitas manusia, kompetensi menulis tetap dibutuhkan. Bahkan kompetensi ini merupakan salah satu dari lima elemen dalam Kurikulum Merdeka mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Nur Hidayah Surakarta tahun ini siap menerapkan Kurikulum Merdeka di semua jenjang. Kegiatan menulis diary yang dilaksanakan Selasa (16/7) ini tentu sangat mendukung jenjang yang akan memulai kurikulum baru tersebut.
Selain melatih elemen menulis, siswa juga semakin mengenal dirinya sendiri melalui agenda menulis diary. Dengan demikian, mereka akan mudah untuk mengembangkan diri. Tak hanya itu, siswa juga mengasah kemampuan berbagai motorik halus. Sebab sebelum menulis, siswa akan memulai dengan memotong gambar dan menempelkannya.
“Kami memilih gambar sebagai petunjuk atau judul di masing-masing bagian. Sebab anak akan lebih mudah mengingat dari gambar berwarna. Contohnya, gambar rumah. Anak akan ingat alamat dan ciri-ciri rumahnya,” papar Indah Sri Rahayu, SS guru kelas 3.
Potongan gambar-gambar kemudian ditempel di kertas putih. Langkah selanjutnya adalah menulis informasi pribadi siswa sesuai gambar. Pada proses ini, siswa tidak terasa sudah melatih kembali otot-otot jari.
“Aku jadi lebih hati-hati memotong gambarnya biar tidak kepotong,” tandas Irvan Fatkhul Ulum kelas 3B. (isr)